Kamis, 27 September 2012

isolasi senyawa flavanoid pada daun tempuyung



Salah satu tanaman yang berkhasiat obat adalah tempuyung (Sonchus
arvensis L.). Sebagian masyarakat banyak memanfaatkannya untuk dijadikan
lalap. Tidak hanya itu, tanaman tempuyung juga bermanfaat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Banyak pengalaman yang menunjukkan
khasiat dari tempuyung untuk menyembuhkan penyakit, seperti batu ginjal, asam
urat, darah tinggi, beberapa kasus sakit kepala, batu empedu, batu kandung kemih
dan prostat (Sulaksana, et al.,2004). Di daerah Tawangmangu Surakarta, daun
tempuyung sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai
jamu bagi perempuan yang habis melahirkan guna memulihkan kesehatan fisik.
Sementara di Cina, daun tempuyung juga digunakan sebagai insektisida selain
sebagai tanaman obat.
Studi kepustakaan yang membahas daun tempuyung menyebutkan bahwa
kandungan kimia yang banyak terdapat di  dalamnya adalah ion-ion mineral antara 
lain silika, kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik seperti flavonoid,
kumarin serta asam fenolat.
Senyawa flavonoid pada daun tempuyung berkhasiat sebagai antiradang
juga sebagai peluruh batu ginjal . Flavonoid merupakan
kandungan khas tumbuhan hijau dan salah satu senyawa aktif yang menjadi
perhatian peneliti dalam mengembangkan obat tradisional Indonesia. 
 Flavonoid tersebar dalam tumbuhan tinggi dan mempunyai berbagai
macam bioaktivitas sesuai dengan jenis flavonoidnya. Sehingga
untuk mengetahui struktur parsial dari flavonoid dalam daun tempuyung, perlu
dilakukan penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi flavonoid dalam
daun tempuyung menggunakan metode kromatografi lapis tipis, reaksi warna dan
spektrofotometri ultra violet.



 Ekstraksi senyawa flavonoid

Flavonoid memiliki kelarutan yang berbeda-beda. Pada
 umumnya flavonoid sedikit larut dalam pelarut polar seperti
etanol, metanol, butanol, aseton dan sebagainya. Flavonoid juga mudah larut 
dalam air karena adanya gula yang terikat. Sedangkan aglikon flavonoid
yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang
termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan
kloroform.
Sedangkan untuk flavonoid yang memiliki sifat kepolaran rendah
atau dalam tanaman biasa ditemukan pada tumbuhan padang pasir dan paku, 
dan paling baik diisolasi dengan cara merendam bahan tumbuhan yang
masih segar tersebut ke dalam larutan heksana atau eter dan dilakukan
selama beberapa menit .
Cara ekstraksi yang dapat digunakan adalah soxhletasi. Dimana
cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia diisikan pada tabung dari
kertas saring atau tabung yang berlubang-lubang dari gelas baja tahan karat, 
perlu atau bahan lain yang cocok. Cairan penyari dipanaskan ke atas melalui
pipa saring. Kemudian diembunkan kembali oleh pendingin tegak. Karena11
adanya sifon maka setelah cairan permukaan sifon seluruh cairan akan
kembali ke labu.
Keuntungan Soxhlet antara lain cairan penyari yang diperlukan
lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang (lebih) pekat, serbuk
simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari zat
aktif lebih banyak dan penyari dapat diteruskan  sesuai dengan keperluan,
tanpa menambah volume cairan penyari,  sedangkan kerugian Soxhlet antara 
lain larutan dipanaskan terus menerus, sehingga zat aktif yang tidak tahan
panas kurang cocok. Ini dapat diperbaiki dengan menambah peralatan untuk 
mengurangi tekanan udara. Kerugian lainnya adalah cairan penyari
dididihkan terus menerus, sehingga cairan penyari yang terus murni atau
campuran azeotrop .
Cara ekstraksi lain yang digunakan adalah maserasi. Istilah dari
maceration berasal dari bahasa latin marerare yang artinya merendam,
merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus
memungkinkan untuk direndam dalam menstrum sampai meresap dan
melunakkan susunan sel sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut.
 Maserasi merupakan penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka
larutan yang terpekat didesak  keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga12
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung
zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang
mudah mengembang dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan
dapat berupa etanol, air etanol atau pelarut lain. Bila cairan penyari
digunakan air maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat ditambahkan
bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara
pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan.
Kerugian cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya
kurang sempurna.

 Isolasi flavonoid

Metode paling utama dan berguna untuk mengisolasi atau
memisahkan campuran flavonoid adalah kromatografi kertas. Sedangkan
kromatografi lapis tipis adalah sebagai cara analisis cepat, karena hanya
membutuhkan sampel yang  relatif sedikit dengan waktu yang cukup singkat.
Tipe flavonoid yang akan dipisahkan akan berpengaruh dalam memilih fase
gerak dan fase diam (Markham, 1988).




2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Flavonoid memiliki kelarutan yang berbeda-beda. Pada
    umumnya flavonoid sedikit larut dalam pelarut polar seperti
    etanol, metanol, butanol, aseton dan sebagainya. Flavonoid juga mudah larut
    dalam air karena adanya gula yang terikat. Sedangkan aglikon flavonoid
    yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang
    termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan
    kloroform.

    Permasalahan disini, faktor apa yang mempengaruhi kelarutan dari flavanoid yang berbeda-beda tersebut serta mengapaa flavanoid lebih sedikt larut dalam pelarut polar, sedangkan disini kita ketahui bahwa air juga merupakan pelarut polar, tetapi mudah larut dengan flavanoid,??

    BalasHapus